DASAR-DASAR PESAWAT RONTGEN
Tegangan Line
Tegangan line adalah tegangan atau catu daya yang mensupply suatu alat/pesawat
agar alat tsb dapat berfungsi. Tegangan Line dapat berupa tegangan AC maupun
DC. Tegangan Line AC pada umunya diperoleh dari tegangan PLN
Line Voltage Compensator.
Line Voltage Compensator (LVC) sering disebut juga Line Selector.
LVC ini berada pada rangkaian awal dari power supply sebuah pesawat rontgen.
Tujuan LVC ini adalah mengatur agar tegangan yang masuk ke pesawat Rontgen
sesuai dengan tegangan yang dibutuhkan oleh pesawat itu sendiri.
Kadang tegangan supply yang dari PLN nilainya dapat kurang atau lebih dari
standar, maka LVC ini mengaturnya agar sesuai yang akan dikomsumsi pesawat tsb.
Line Selector pada umumnya diatur secara manual oleh operatornya
Auto Trafo (Automatic Transformer).
Auto trafo bentuknya hampir sama dengan biasa, namun pada trafo ini jarang
dijumpai adanya lilitan primer maupun sekundernya yang terpisah, lilitannya
hanya lilitan tunggal yang terlilit pada inti besi, namun terdapat beberapa
terminal pengaturan tegangan output.
Transformator.
Transformtor biasanya orang menyingkatnya dengan kata trafo, gunannya adalah
untuk menaikkan atau menurunkan tegangan AC.
Pada
hakekatnya trafo terdiri dari teras atau lempengan besi lunak yang disusun
rapat
, lilitan primer dan lilitan sekunder.
Lilitan primer adalah gulungan /lilitan kawat tembaga yang dialiri arus /
tegangan yang masuk (input), sedangkan lilitan sekunder adalah gulungan kawat
tembaga yang mempunyai tegangan output setelah inputnya diberi tegangan.
Kenaikkan/penurunan tegangan output sebanding dengan perbandingan jumlah
lilitan pada primer maupn sekunder.
Tabung sinar x
Jenis tabung x dibedakan 2 jenis yaitu : Tabung rontgen degan anoda putar
(Rotating anode) dan tabung rontgen dengan anoda diam (Stationary anode).
Beberapa bagian yang terdapat pada tabung rontgen antara lain : Katoda, Anoda,
Rotor (berada diluar insert tube), Stator, Target (piring anoda terbuat dari
wolfram), Tangkai Molybdenum, Rumah tabung (tube housing, Expansion diaphragma,
Tombol pengaman (safety switch), Tube windows( jendela tanung), Minyak
pemdingin (olie trafo)
Katoda.
Merupakan tempat filamen yang terbuat dari kawat tungsten yang mempunyai titik
lebur tinggi. Pada filamen terjadi emisi elektron akibat pemanasan filamen.
Emisi elektron artinya terlepasnya elektron dari atom-atom bahan filamen
tersebut (atom Wolfram) oleh karena panas yang terjadi pada filamen. Banyaknya
elektron bebas dapat terjadi pada permukaan filamen tergantung pada pengaturan
tegangan yang masuk ke filamen diatur melalui pengaturan tahanan (Rheostat).
Disamping mempunyai kutub negatif, filamen juga dilengkapi alat pemusat
elektron (focusing cup) pada ujung filamen.
Anoda.
Merupakan sasaran (target) yang akan ditembaki oleh elektron, dilengkapi dengan
bidang focus (focal spot). Permukaan anoda membentuk sudut dengan kemiringan 45
derajat. Kemiringan ini untuk mendapatkan focus efektif agar sinar x yang
keluar dari tabung dapat terarah.
Bahan anoda terbuat dari wolfram/tungsten, dg nomor atom 74 dan mempunyai titik
lebur 3360 derajat Celcius, mempunyai keuntungan sebagai penghantar panas yang
baik. Anoda ini juga berfungsi/merangkap sebagi kutub positif.
Tube Housing
Dinding bagian luar tabungdisebut rumah tabung ,erbuat dari metal, bagian
dalamnya terbuat dari lapisan timbal (Pb), Fungsi dinding ini agar dapat
menekan radiasi yang tidak dibutuhkan. Rumah tabung juga dilengkapi sambungan
kabel tegangan tinggi yaitu kabel dari HTT.
Tombol (safety switch dan Expansion diaphragma)
Pada beberapa tabung dilengkapi juga dengan alat pengaman terhadap panas yang
berlebihan yang mungkin terjadi didalam tabung akibat proses pembangkitan sinar
x tersebut. Alat pangaman ini disebut safety
switch denganmemmanfaatkan alat membran yang terdapat pada expansion chamber).
Windows (jendela tabung)
Pada bagian dimana sinar dapat keluar disebut poet (window) ditutup dngan bahan
yang terbuat dari kaca atau mika/plastik/acrylic yang fungsinya disamping dapat
melewatkan sinar x , juga dapat menahan minyak trafo yang ada didalam tabung agar
tidak dapat keluar.
Dinding
tabung
Dinding tabung insert ini terbuat dari gelas pyrex yang berfungsi untuk
menempatkan filamen dan target berada didalam ruangan hampa udara. Keadaan
hampa udara ini berfungsi agar elektron didalam tabung dapatdikendalikan,
Tabung kaca yang tinggi kevakumannya ini terendam dalam minyak trfao. Minyak
ini berfungsi sebagai bahan isolasi tegangan tinggi dan juga sebagai pendingin
tabung rontgen.
Rotor.
Berfungsi agar anoda dapat berputar sampai 8000-9000 rpm. Keuntungan denga
anoda putar antara lain pendinginan dpt lebih sempurna, target elektron dapat
berganti-ganti sehingga bisa awet.
Filter tabung sinar-X.
Pada jendela tabung Rontgen ditempatkan / dipasang filter sinar x
Ada 2 macam filter, yaitu :
Inhernt filter
Additional filter.
Inherent Filter.
Merupakan bahan-bahan yang dilalui sinar x setelah keluar dari target.
Inherent filter terdiri dari gelas/kaca (tabung sinar x, minyak trafo, acrylic
jendela tabung, seluruhnya setara dengan ketebalan dari 0,5 – 1,0 mm aluminium.
Additional Filter (filter tambahan).
Untuk setiap pesawat perlu mendapat tambahan filter yakni 1,5 mm – 2,0 mm
ketebalan aluminium yang gunanya untuk dapat menahan sinar-x yang mempunyai
panjang gelombang tertentu.
Untuk itu ada ketentuan-ketentuan (tabel tertentu) didalam penggunaan filter
tambahan ini sesuai dengan besarnya KV yang digunakan.
Tabung Rontgen bila digunakan harus mempergunakan alat yang dapat mengarahkan
dan membatasi lapangan penyinaran berupa collimator yang dapat diatur
besar/kecilnya luas bidang pemaparan.
Persyaratan tabung sinar-X.
a. Terbuat dari Metalic dan pada bagian dalamnya dilapisi dengan timah
hitam/timbal sehingga tahan panas terhadap sinar-x (x-ray proof)
b. Dinding tabung tahan akan goncangan (shock proof)
c. Harus mempunyai bahan isolasi (minyak trafo) dan tahan terhadap tegangan
tinggi.
d. Pada tabung terdapat socket yang berhubungan dengan ujung kabel tegangan
tinggi untuk anoda dan katoda.
e. Mampu menerima panas (Anoda heat storage capacity).
Kerusakan-kerusakan pada tabung.
f. Kerusakan pada tabung gelas (glass envelope).
1). Tabung gelas berubah warna, hal ini disebabkan pemakain yang lama,
permukaan anoda (anoda) menipis akibat pemanasan filamen dan penumgukan
elektron..
2). Tabung gelas pecah, karenatabung terbentur waktu digunakan terutama pada
pesawat yang dapat dipindahkan (mobile).
3). Tabung gelas retak sehingga tabung tidak hampa udara lagi/kevakuman udara
berkurang karena kemasukan udara (gassy).
g. Kerusakan pada Filamen.
1). Kawat pijar filamen putus, disebabkan terjadinya pemanasan yang berlebihan
akibat terlalu lama menekan saklar ready atau pemanasan pendahuluan arus pada
filamen terlalu besar..
2). Kemungkina putus juga dapat diakibatkan karena lamanya waktu expose terlalu
berlebihan dari waktu yang diperkenankan.
h. Kerusakan pada anoda.
1). Permukaan anoda (target/ pada type stationary anode) sudah tidak rata lagi,
sehingga sinar-x yang dihasilkan tidak dapat focus lagi.
2). Anoda tidak dapat berputas (pada type otating anode) kerna gulungan stator
dan atau elektromotornya rusak.
mA Selector ( pemilih mA).
Pada awal pengoperasian pesawat Rontgen hendaknya nilai dari satuan mA, KV
diatur pada posisi minimum, terutama pada mA selektor sebaiknya pada posisi
minimum dulu, hal ini dimaksdudkan agar filamen tidak mendapat arus secara
tiba-tiba dengan nilai tinggi, sehingga filamen tidak cepat putus.
KV Selector.
Output pada Autotrafo menentukan besarnya tegangan tinggi yang dihasilkan
(karena output autotrafo diberikan pada input HTT).
Space Charge Convensator.
Apabila tegangan anoda naik, intensitas dari medan listrik antara anoda dan
katoda akan naik pula dan banyak elektron-elektron lewat dalam muatan ruang,
hal ini mengakibatkan muatan ruang akan berkurang.
Agar muatan ruang tadi sesuai dengan besarnya arus filamen atau dengan kata
lain sesuai dengan harga arus tabung yang dikehendaki, maka dibuat rangkaian
space charge compensation. Tujuannya agar walaupun tegangan antara anoda kita
naikan atau turunkan, arus tabung tidak ikut naik atau turun. Jadi arus taung sesuai
dengan harga mA selector.
Timer.
Timer berfungsi sebagai pewaktu (pengatur lamanya waktu) dalam melakukan expose
(pemaparan) sinar-x.
Timer dapat digunakan untuk pemeriksaan radiografy maupun fluoroscopy.
Timer Mekanik.
Lamanya pemaparan dapat dicapai dengan waktu terpendek 0,25 detik. Timer ini
bekerja secara mekanik dan biasanya dipakai pada pesawat Rontgen diagnostik
yang berkapasitas rendah antara 10 mA – 50 mA.
Timer Elektromotor.
Mengunakan motor shyncron sebagai penggerak untuk menghuungkan dan memutuskan
arus. Waktu terpendek biasanya dicapai 0,02 detik. Timer jenis ini digunakan
pada pesawat dengankapasitas 100 mA – 500 mA.
Timer Elektronik.
Pada perkembangannya timer elektronik sudah memakai kemasan chips dalam
integrasi (IC), waktu terpendek 0,003 detik. Timer jenis ini digunakan pada
pesawat rontgen radiodiagnostik dan radiotherapy karena pengaturannya
fleksibel.
Spot Film Device.
Spot film merupakan suatu wadah/tempat untuk meletakkan kaset film rontgen yang
digunakan pada pemeriksaan fluoroscopy (pada saat dibutuhkan pendokumentasian
pada saat pemeriksaan tsb).
Grid.
Grid adalah alat untuk mengurangi atau mengeleminasi radiasi hambur agar tidak
sampai ke film rontgen.
Grid terdiri atas lajur-lajur lapisan tips timbal yang disusun tegak diantara
bahan-bahan yang tembus radiasi (plastik, bakelit).
Collimator.
Kolimator dipasang pada unit tabung sinar x. Kolimator digunakan untuk mengatur
luas bidang penyinaran yang dukehendaki. Sebelum dilakukan penyinaran luas
bidang yang dikenai sinar x dapat diketahui, yaitu denga melihat luas bidang
yang dapat dikenai oleh cahaya lampu yang keluar dari kolimator.
Kolimator juga dilengkapi dengan lubang tempat dipasang dan dibukanya filter
tambahan sesuai dengan kebutuhan untuk mengatur kualitas sinar x
Meja Pemeriksaan pasien Rontgen.
Meja pemeriksaan dibuat sedemikian rupa, sehingga dapat digunakan dengan mudah,
aman serta nyaman. Permukaan atas meja (top table) dapat digerakkan dengan
elektromotor kearah atas atau tegak lurus (vertikal) maupun dalam posis datar
(horizontal) dan posisi, miring ke belakang.
Perlengkapan meja antara lain :
a. Bucky (moving grid), yaitu alat untuk menyaring sinar X, dalam bucky
terdapat juga kaset x ray, serta ada grid yang berfungsi untuk mengurangi
radiasi sekunder.
b. Bucky dapat pula dengan foto timer untuk pengontrol waktu expose secara
otomatis.
c. Pada Meja pemeriksaan dilengkapi dengan alat-alat fiksasi agar objek yang
difoto tidak bergerak, alatnya antara lain : bantal pasir, (sand bags), bantal
spons, ikat pingan penekan dan klem kepala.
Cassette Film X-ray.
Kaset film sinar x adalah suatu wadah (container) berbentuk segi empat yang
kedap cahaya yang berisi dua buah Intensifyng screen yang emungkinkan untuk
dimasukkannya film rontgen diantara keduanya dengan mudah.
Bagian-bagian film rontgen terdiri dari :
i. Bakelit
j. IS (Intensifyng Screen)
k. Tempat meletakkan film rontgen
l. Lapisan timah hitam.
m. Per terbuat dari baja.
Tatacara perawatan cassette film Rontgen agar tidak cepat rusak :
n. Hindari kaset jatuh atau mengalami benturan
o. Hidari kaset dikenai/terkena bahan kimia, terutama pada bagian IS
p. Harus tetap kering & jangan ditempatkan bertumpuk dengan benda lain .
q. Tidak boleh dibiarkan terbuka
r. Periksa secara rutin untuk mengetahui bagian yang rusak, jaga agar film dan
screen berhubungan rapat.
Intensifyng Screen.
Lembaran penguat atau IS (Intensifyng Screen) digunakan untuk meningkatkan
ketajaman pada gambar pencitraan pada film rontgen
IS adalah alat yang terbuat dari kardus (cardboard) khusus yang mengandung
lapisan tipis emsifosfor dengan bahan pengikat yang sesuai. Yang banyak dipergunakan adalah kalsium tungstat.
Bagian-bagian IS antara lain :
Transparent Supercoat.
Fluorescent Layer
Reflecting Layer
Plastic Support
Jenis IS ada bermacam-macam antara lain :
s. Fast Screen
t. Medium Screen (Par speed)
u. Slow Screen.
Sekarang ada jenis rare earth screen yang mampu menghasilkan gambaran yang baik
dengan dosis radiasi yang sangat sedikit.
Car kerja IS :
Bila kristal Kalsium Tungstat terkena sinar x, maka terbentuklah sinar ultra
violet yang dapat dilihat mata.
Efek ini dinamakan pendar fluor (fluorescent). Pada umunya memendarkan warna
biru violet dan ada juga yang green emitting (hijau).
Intensifyng screen menambah efek sinar x pada film sehingga memperpendek masa
penyinaran.
Keburukan IS adalah partikel-partikel debu, bercak-bercak, goresan-goresan atau
gangguan lainnya dapat menimbulkan artefak pada hasil film.
FAKTOR EKSPOSI
Faktor
eksposi ( factor penyinaran ) terdiri dari kV ( kilo volt ), mA ( mili Amper )
dan s ( second ) . kV adalah satuan beda potensial yang diberikan antara katoda
dan anoda didalam tabung Roentgen. KV akan menentukan Kualitas sinar - x. mA
adalah suatu arus tabung, dan s adalah satuan waktu penyinaran. mAs akan
menentukan kuantitas sinar - x.
1.
Tegangan listrik (kV)
Tegangan listrik (kV) adalah satuan beda potensial yang diberikan
antara katoda dan anoda didalam tabung Roentgen. kV atau Tegangan listrik akan
menentukan kualitas sinar-x dan daya tembus sinar-x, makin tinggi besaran
tegangan listrik yang di gunakan makin besar pula daya tembusnya.
Dalam menentukan tegangan listrik sebaiknya menggunakan tegangan
optimal yang mampu menghasilkan detail obyek tampak jelas. Hal-hal yang
mempengaruhi tegangan tabung adalah :
a. Jenis pemotretan
b. Ketebalan obyek
c. Jarak pemotretan
d. Perlengkapan yang digunakan
Efek yang terjadi sehubungan dengan kenaikan tegangan listrik (kV)
adalah
a.Energi radiasi sinar-x akan meningkat, sehingga densitas pada film
akan menigkat
b. Mengurangi kontras obye
c. Mengurangi dosis radiasi pada kulit sedangkan pada gonat meningkat
2. Arus dan waktu (mAs)
Arus dan waktu adalah pekalian arus listrik (mA) dan waktu exposi (s),
yang mana besaran arus ini menentukan kuantitas radiasi. Dalam setiap
pemotretan pada berbagai bagian tubuh mempunyai besaran arus dan waktu
tertentu. Pada dasarnya arus tabung yang dipilih adalah pada mA yang paling
tinggi yang dapat dicapai oleh pesawat, agar waktu exposi dapat sesingkat
mungkin, sehingga dapat mencegah kekaburan gambar yang disebabkan oleh
pergerakan. Waktu exposi yang relatif panjang digunakan pada teknik pemeriksaan
yang khusus misalnya tomografi.
Faktor-faktor yang mempengaruhi besaran faktor eksposi adalah
1. Filter
Pada umumnya tabung pesawat sinar-x diagnostik menggunakan filter
inheret dan biasanya di tambah dengan filter tambahan berupa aluminium yang
kalau di disatukan setara dengan 2 mm Al. Filter ini berfungsi menyaring
radiasi yang lemah. Sedangkan pada pemotretan yang menggunakan tegangan yang
rendah seperti pada teknik pemotretan mammografi, filter tambahan tidak
diperlukan akan tetapi pada pemotretan tegangan tinggi. Filter tambahan perlu
diperhitungkan.
2. Jarak pemotretan
Jarak dalam pemotretan terdiri atas:
a. Jarak fokus ke obyek (FOD = focus obyek distance)
b. Jarak obyek ke film (OFD = obyek film distance)
Bila OFD dijauhkan maka akan terjadi :
- Geometric unsharpness meningkat
- Magnifikasi
(pembesaran) bertambah
c. Jarak fokus ke film ( FFD = focus
film distance)
Memperpanjang jarak fokus ke film dapat menyebabkan:
-Mengurangi ketidaktajaman (kekaburan) gambaran yang disebabkan oleh
faktor geometrik.
-Mengurangi magnifikasi (pembesaran) pada gambar terutama pada
pemotretan thorax.
- Mengurangi dosis kulit pada pasien.
- Menaikkan arus dan waktu (mAs).
Untuk menentukan besaran mAs tehadap perubahan FFD dapat menggunakan
rumus dibawah ini :
3.
Luas lapangan penyinaran ( kolimasi)
Membatasi dan mengurangi luas lapangan
penyinaran pada suatu pemotretan akan mengurangi jumlah radiasi hambur yang
akan mempengaruhi kontras. Pembatasan kolimasi disesuaikan dengan kebutuhan
klinis.
4. Ukuran fokus
Pada pesawat sinar-x diagnostik yang
umum digunakan biasanya mempunyai dua ukuran fokus yaitu fokus besar dan fokus
kecil. Fokus besar digunakan pada pemakain arus yang besar, sedangkan fokus
kecil digunakan pada pemakain arus kecil. Gambaran yang dihasilkan fokus kecil lebih tajam dibandingkan dengan
menggunakan fokus besar.
5. Film dan lembaran penguat (IS)
Kombinasi film dan lembaran penguat
harus dipilih dengan mempertimbangkan kebutuhan akan detail dan kontras yang
optimum, serta penggunaan dosis radiasi sekecil mungkin. Biasanya digunakan kombinasi lembaran penguat kecepatan sedang dan film
cepat,sehingga faktor eksposi dapat diperkecil.
6. Grid
Grid merupakan alat untuk mengurangi atau mengeliminasi radiasi hambur
agar jangan sampai ke film. Grid terdiri dari lajur-lajur lapisan tipis timbal
yang di susun selang-seling diantara bahan yang tembus radiasi misalnya plastik
dan kayu. Grid digunakan terutama pada pemotretan yang menggunakan mAs yang
tinggi.
7. Jenis pemotretan
Faktor eksposi yang dipilih untuk suatu pemotretan tergantung pada :
a. Bagian tubuh yang akan diperiksa
b. Struktur yang akan difoto
c. Keadaan fisik pasien
8. Proses pengolahan film
Setiap film harus diproses dengan teknik pengolahan film yang tepat,
agar dihasilkan gambaran yang baik. Proses pengolahan film ada dua macam
yaitu secara manual dan cara automatik. Faktor eksposi harus mempertimbangkan proses pencucian yang digunakan
serta umur cairan pada proses pencucian film.
Selain faktor perlengkapan di atas faktor eksposi juga dipengaruhi juga
oleh penggunaan gips pada pasien, dengan ketentuan sebagai berikut:
- Gips basah (wet pop) mAs harus dinaikkan 4 kali dari biasa.
- Gips kering (dry pop) mAs harus dinaikkan 2 kali dari biasa.
Hubungan faktor eksposi dengan tebal tipisnya objek (rule of
thumb).
a) kV
Tiap bertambah atau berkurang 1 cm ketebalan objek tubuh maka kV yang
digunakan harus ditambah atau dikurangi:
2 kV jika kV < 80 kV
3 kV jika kV antara 80 kV sampai dengan 100 kV
4 kV jika kV > 100 kV
Catatan: pada mAs tetap FFD tetap dan yang lainnya juga tetap.
Menurut teori Prof. Van Der Plats
didalam bukunya Medical x-ray technic. Tiap kenaikan 1 cm kenaikan tebal tubuh
penambahan kV yang digunakan adalah 5% dari semula. Misalnya kenaikan 3 cm dengan 50 kV mula-mula jadi kV yg akan yang
gunakan adalah :
1,05 x 1,05 x 1,05 = 1, 576 atau 1,16
50 kV + (16% x 60)
50 + 8 = 58 kV
Catatan: pada mAs tetap FFD tetap dan yang lainnya juga tetap.
b) mAs
Menurut Prof. Van Der Plats tiap tebal objek bertambah atau berkurang 1
cm maka mAs juga bertambah atau berkurang 25%
contoh :
tebal dari 17 cm ke 20 cm menggunakan 20 mAs,
1,25 x 1,25 x 1,25 = 1,95
20 mAs + (95% x 20)
20 + 19 = 39 mAs
Jadi mAs yg digunakan adalah 39
mAs
Catatan: pada kV tetap FFD tetap dan
yang lainnya juga tetap.
Hubungan penggunaan kV dengan mAs
Tiap kenaikan 10 kV, mAs harus dikurangi 50% pada pemeriksaan radiologi
antara 30 – 60 kV untuk mendapatkan hasil yang sama.
Contoh :
60 kV dan 20 mAs akan mendapatkan hasil yang sama dengan 70 kV dan 10
mAs
Atau sebaliknya
60 kV dan 20 mAs akan mendapatkan hasil yang sama dengan 50 kV dan 40
mAs
Catatan: pada FFD tetap dan yang lainnya juga tetap.
Pesawat sinar X
Pesawat sinar-X terdiri dari sistem
dan subsistem sinar-X atau komponen. Sistem sinar-X adalah seperangkat komponen
untuk menghasilkan radiasi dengan cara terkendali. Sedangkan subsistem berarti
setiap kombinasi dari dua atau lebih komponen sistem sinar-X. Pesawat sinar-X
diagnostik yang lengkap terdiri dari sekurang-kurangnya generator tegangan
tinggi, panel kontrol, tabung sinar-X, kolimator, dan tiang penyanggah tabung.
Apabila ditinjau dari segi bentuk
fisik dan penginstalasiannya maka pesawat sinar-X dapat diklasifikasi dalam 3
(tiga) jenis, meliputi:
(1) Pesawat Sinar-X Dapat
Dijinjing/Portabel (Portable);
(2) Pesawat Sinar-X Mudah
Dipindahkan (Mobile); dan
(3) Pesawat Sinar-X Terpasang Tetap
(Stationery).
pesawat sinar-X diagnostik dapat
dijadikan dalam 7 (tujuh) kelompok, meliputi:
1.
Pesawat sinar-X portabel (Portable Radiographic Equipment)
2.
Pesawat Sinar-X Mobile (Mobile Radiographic Equipment)
3.
Pesawat Sinar-X Mamografi (Mammographic Equipment)
4.
Pesawat Sinar-X Terpasang Tetap/Besar (Major/Fixed Radiographic Equipment)
5.
Pesawat Sinar-X Fluoroskopi (Fluoroscopic Equipment)
6.
Pesawat Sinar-X Gigi (Dental Radiographic Equipment)
7.
Pesawat Sinar-X CT- Scan (Computed Tomographic Equipment)
Pesawat
sinar-X diagnostik untuk radiografi maupun fluoroskopi harus dipasang secara
lengkap dengan memenuhi spesifikasi dan parameter keselamatan, antara lain
meliputi:
a.
Spesifikasi Radiografi
1.
Wadah Tabung
-
Setiap wadah tabung pesawat sinar-X diagnostik harus dibuat sedemikian rupa
sehingga kebocoran radiasi yang keluar dari berbagai arah tabung, dengan
luas tidak lebih besar 100 cm, paparan di udara 1 mGy dalam 1 jam pada
jarak 1 m dari sumber radiasi sinar-X pada saat dioperasikan tiap tingkat
yang dispesifikasi oleh pabrik.
- Harus nampak dengan jelas setiap
tanda wadah tabung untuk menunjukkan letak fokus.
2. Diafragma
- Wadah tabung pesawat sinar-X
stationery harus dilengkapi dengan kolimator yang ada lampunya.
- Sedangkan untuk pesawat sinar-X
mobile, lampu kolimatornya lebih baik yang berbentuk konus jika mungkin.
- Diafragma yang membatasi luas
lapangan atau konus harus dilengkapi dengan persyaratan tingkat kebocoran
radiasi yang menjelaskan wadah tabung.
- Setiap diafragma harus diberi tanda
yang tidak mudah hapus dengan luas lapangan yang menunjukkan jarak fokus
ke film.
3. Filter
- Tabung pesawat sinar-X dengan
kemampuan rata-rata di atas 100 kV harus mengggunakan total filter setara 2,5
mm Al dengan 1,5 mm Al filter permanen atau bawaan.
- Wadah tabung harus mempunyai
total filter yang ekivalen dengan 2, 0 mm Al (dengan 1,5 mm filter
permanen) untuk pesawat sinar-X yang pengoperasiannya di atas 100 kV
kecuali untuk pesawat mammografi atau dental.
- Mammografi harus mempunyai filter
permanen ekivalen 0,5 mm Al atau 0,03 molybdenum (Mo) dalam berkas guna.
- Total filter permanen dalam
radiografi Dental konvensional dengan tegangan tabung sekitar 70 kV harus
ekivalen 1,5 mm Al.
- Sedangkan untuk pesawat gigi
extra-oral (Panoramic dan Chepalometri) tegangan tabung lebih besar 70 kV
(sekitar 90 kV), total filter harus ekivalen 2,5 mm Al.
- Filter bawaan harus diberi tanda
di tabungnya. Filter tambahan juga harus diberi tanda yang jelas, misalnya
pada diafragma.
4. Konus Khusus
- Konus dental radiografi atau
mammografi harus dibuat sedemikian sehingga jarak fokus dengan kulit
paling tidak 20 cm untuk pesawat yang beroperasi di atas 60 kV dan
sekurang-kurangnya 10 cm untuk pesawat hingga 60 kV.
- Konus dental radiografi harus
membatasi luas lapangan pada jarak kurang dari 7,5 cm pada bagian ujung
konus.
- Untuk Tomografi Panoramic, ukuran
berkas pada holder kaset tidak boleh melebihi ukuran 10 mm x 150 mm.
- Luas berkas total tersebut
hendaknya tidak melebihi dari luas celah penerimaan pemegang (holder)
kaset, artinya kelebihan luas tidak boleh lebih dari 20 %.
- Sedangkan untuk Chepalometri
harus dilengkapi dengan diafragma atau kolimasi
- Tempat kedudukan fokus dalam arah
sumbu berkas sinar-x harus mudah terlihat.
b. Spesifikasi Fluoroskopi
1. Tabung dan Filter Fluoroskopi
- Wadah tabung harus sesuai dengan
tingkat kebocoran radiasi yang telah dijelaskan padapesawat radiografi.
- Berkas guna harus menggunakan
total filter tidak kurang dari 2,0 mm Al untuk fluorokopi umum dan tidak
kurang dari 2,5 mm Al untuk pemeriksaan kardiovaskuler
2. Kaca Timah Hitam Penahan Radiasi
- Kaca timah hitam yang ada pada
screen fluoroskopi harus setara dengan 2,0 mm Pb untuk operasi hingga 100
kV.
- Untuk peralatan hingga ribuan
volt maka timah hitam ekivalensinya 0,01 mm per kV.
3. Penutup Karet Timah Hitam
- Meja & penyangga pesawat
sinar-X harus disediakan dengan perlengkapan proteksi radiasi Dokter
Spesialis Radiologi (DSR) dan petugas lainnya.
- Tabir timah hitam ini tebalnya
tidak kurang dari 0,5 mm dan ukurannya sesuai untuk melindungi DSR yang
digantungkan :
(a) dari bawah screen hingga dapat
menutupi kursi fluoroskopi dan
(b) dari ujung screen, terdekat ke
DSR sehingga dapat menutupi bagian bawah hingga atas meja.
-
Bucky slot harus disediakan dengan timah hitam setebal 0,5 mm pada bagian
samping DSR